Manusia
merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan bahasa sebagai
alat komunikasi. Bahasa itu sendiri terbagi menjadi tiga yaitu bahasa lisan, bahasa
tulis dan bahasa tubuh. Hampir semua orang bisa berbahasa lisan dan hanya sebagian saja yang tidak bisa karena keterbatasan
alat bicara sehingga menggunakan isyarat yang sering disebut dengan bahasa
tubuh. Sedangkan tidak semua orang bisa berbahasa tulis dengan baik dan benar
sesuai dengan aturan dalam Bahasa Indonesia. Dalam berbahasa tulis yang baik
dan benar akan senantiasa memperhatikan kaidah atau norma penulisan.
Dalam
proses pembuatan sebuah tulisan, seseorang memerlukan teknik tersendiri agar
tulisannya dapat diterima oleh kalangan masyarakat. Salah satunya adalah
memperhatikan ejaan-ejaan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan di dalam Bahasa Indonesia. Kemampuan mengaplikasikan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) merupakan syarat utama penulisan bahasa yang digunakan
dalam sebuah tulisan. Misalnya dalam penulisan proposal, skripsi, tesis,
desertasi dan karangan lainnya yang bersifat ilmiah sangat diperlukan
penguasaan ejaan secara mendalam dan menyeluruh.
Problematika
saat ini, banyak orang khususnya para pelajar atau mahasiswa yang tidak memperhatikan
penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam proses penulisan sebuah tulisan.
Bahkan hal itu sering kali dianggap remeh sehingga ejaan dalam Bahasa Indonesia
menjadi melemah. Kelemahan ejaan ini lama-kelamaan menjadi suatu kebiasaan yang
dilakukan para pelajar atau mahasiswa bahkan dikalangan guru atau dosen
sekalipun. Di berbagai sekolah atau Universitas banyak ditemukan
kesalahan-kesalahan dalam penulisan sebuah tulisan baik itu ilmiah maupun tidak.
Para pelajar atau mahasiswa cenderung mengabaikan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) dan lebih sering menulis dengan kaidah-kaidah penulisan yang salah.
Misalnya dalam penggunaan tanda baca, pemakaian huruf, penulisan kata,
penulisan kata ganti dan lain sebagainya. Untuk itu seharusnya kita semua lebih
mendalami pembelajaran dalam penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dengan cara
memperhatikan kaidah-kaidah penulisan di dalam Bahasa Indonesia sehingga
kelemahan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam Bahasa Indonesia dapat
berkurang. Dalam artikel ini saya akan memaparkan sedikit tentang penggunaan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan kelemahannya dalam penulisan sebuah tulisan.
Tanda
baca merupakan unsur yang penting dalam bahasa tulis. Tanda baca dapat membantu
pembaca untuk dapat memahami jalan pikiran penulisannya. Jika tidak ada tanda
baca maka kita akan sulit memahami sebuah tulisan. Pemakaian tanda baca
meliputi tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda
hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda petik dan lain sebagainya.
Tanda-tanda tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam penggunaannya. Namun
biasaanya para pelajar atau mahasiswa tidak menyadari bahwa penempatan tanda
baca dalam sebuah tulisan sangatlah penting sehingga cenderung tidak teliti.
Pemakaian
huruf khususnya huruf kapital dalam penulisan sebuah tulisan sering ditemukan
kesalahan. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat, huruf pertama kata yang
berkenaan dengan agama, kitab suci dan nama Tuhan, huruf pertama petikan
(kutipan) langsung, huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar
keturunan yang diikuti dengan nama orang, huruf pertama nama jabatan atau
pangkat dan lain sebagainya. Para
pelajar atau mahasiswa biasanya tidak menempatkan pemakaian huruf kapital
sesuai dengan penggunaannya. Misalnya pada awal penulisan kalimat menggunakan
huruf kecil, di tengah kalimat menggunakan huruf besar padahal bukan merupakan
nama gelar atau kota.
Penulisan
kata mencakup kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata
berimbuhan, bentuk singkatan dan akronim. Penulisan kata dasar dihadapkan pada
penulisan baku dan tidak baku. Kata ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda (-). Misalnya kata ulang orang-orang tetapi kebanyakan para
pelajar atau mahasiswa menuliskan kata ulang yang salah yaitu disingkat menjadi
orang2.
Hal itu menandakan bahwa mereka telah menyalahi aturan dalam penulisan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD).
Penulisan
kata ganti juga sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Kata ganti dalam
Bahasa Indonesia, seperti aku, saya,
kita, kamu, engkau, dia, beliau dan mereka
ditulis lengkap dan dipisah tetapi kata ganti aku menjadi ku, kamu menjadi mu, dia menjadi nya harus dituliskan serangkai dengan
kata yang mendahuluinya. Misalnya kata buku
dengan kata ganti mu ditulis menjadi buku mu hal itu merupakan penulisan yang salah. Penulisan yang
benar yaitu kata buku dengan kata
ganti mu seharusnya digabung.
Kesalahan-kesalahan
seperti itu sering kali terjadi dalam Bahasa Indonesia. Seseorang tidak pernah
menyadari bahwa kesalahan tersebut walaupun terlihat remeh tetapi sebenarnya
sangat fatal. Seharusnya dalam penulisan sebuah tulisan atau karya tulis seseorang
lebih memperhatikan penggunaan Ejaan Yang disempurnakan (EYD) agar tidak
terjadi kesalahan-kesalahan dalam bahasa penulisan. Selain itu seseorang harus
menyadari betapa pentingnya mematuhi aturan atau kaidah-kaidah penulisan yang
baik dan benar agar sebuah tulisan atau karya tulis dapat diterima oleh
kalangan masyarakat dan dapat dijadikan sebuah contoh tulisan yang telah
memenuhi aturan atau kaidah-kaidah penulisan didalam Bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar