No.
|
Puisi
|
Keterangan
|
1.
|
Judul: Puisi Doa Orang Lapar
Isi
: Sebuah puisi yang berisikan tentang doa, pengaduan atau bahkan keluhan dari
seorang yang miskin. Kata kami
dalam puisi tersebut yaitu si miskin yang dilanda kelaparan. Kelaparan dalam
puisi itu diibaratkan bagaikan burung gagak yang bersifat licik dan berwarna
hitam. Hitam yang dimaksud adalah hal-hal yang jelek, kelam, dan suram. Orang zaman dulu
juga mengatakan bahwa burung gagak itu lambang yang menandakan suatu yang
buruk. Burung gagak yang menakutkan dan secara diam-diam hewan itu dapat
melumpuhkan mangsanya.
Begitu pula dengan seseorang yang mengalami
kelaparan akan membuat dirinya memberontak dengan tidak sengaja dan menghalalkan
segala cara termasuk melakukan hal yang keji (membunuh) agar dapat memperoleh
makanan. Baris tiga belas yaitu Kelaparan adalah batu-batu karang menggambarkan penipuan, sama
halnya dengan orang miskin yang kelaparan secara
diam-diam mereka rela menipu dan membunuh.
Penyair juga menggambarkan
penyesalan seorang pemuda yang telah terayu dengan iblis untuk melakukan
kejahatan karena ingin menghilangkan rasa laparnya.
Seorang yang miskin atau seseorang yang digambarkan dalam
puisi itu menyebut nama Tuhannya yaitu Allah sebagai tanda bahwa ia berkeluh
kesah. Kelaparan yang terjadi pada orang miskin dapat menjadikan seseorang
lupa diri dan bersikap sama dengan hewan, diibaratkan seekor burung gagak, sehingga
melanggar norma-norma agama. Kelaparan membuat manusia
terbujuk akan rayuan iblis, membuat seseorang menjadi hilang kendali dari
kesadarannya, sehingga mereka tidak lulus dari ujian Allah dan akhirnya terhalang masuk surga.
|
7 kali baca
|
2
|
Judul : Sajak Pertemuan Mahasiswa
Isi : Dalam puisi ini, W.S. Rendra
berada pada posisi mendukung rakyat tertindas, menentang penguasa penindas,
menentang program pendidikan yang akan melahirkan sarjana yang nantinya
menjadi pemimpin yang menindas, dan menjauhkan diri dari pihak yang
disebutnya sebagai pihak pendidik yang kurang berorientsi kerakyatan.
Puisi ini berawal dari pertemuan
yang terjadi antara mahasiswa dengan penyair. Rendra dan mahasiswa lain
mengkritik pemimpin kampus mereka dari ketidakjelasan visi dan misi
pendidikan. Kritikan itu tentang banyaknya penindasan, pengusaan yang
sewenang-wenang yang diakibatkan karena visi dan misi tidak jelas. Hal itu
terbukti dari adanya pemimpin yang bermaksud baik, tetapi menjadikan rakyat
kecil menderita dan banyaknya terjadi kemiskinan, seperti petani yang semakin
sengsara hidupnya, kehilangan tanah miliknya yang digantikan dengan pergeseran masyarakat
perkotaan yang ditandai dengan masuknya barang-barang impor. Dalam puisi ini
Rendra mengajak mahasiswa agar berfikir lebih kritis tentang ilmu-ilmu yang
mereka dapatkan di kampus, sehingga suatu saat apabila menjadi seorang
pemimpin tidak menjadi orang yang suka menindas, melainkan menciptakan
kesejahteraan. Tidak selamanya mahasiswa selalu mengikuti keinginan dari
pimpinan kampus, tetapi sebagai mahasiswa harus berani menciptakan
pembaharuan untuk kepentingan bersama.
|
10 kali baca
|
Rabu, 03 April 2013
Analisis Puisi W.S. Rendra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar