Rabu, 03 April 2013

Analisis Puisi Sapardi Djoko Darmono


No.
Puisi
Keterangan
1.
Judul: Perahu Kertas (1982)
Isi : Puisi yang berjudul Perahu Kertas berisikan tentang pengabdian umat manusia kepada Tuhanya yang dicontohkan dengan perilaku anak kecil. Masa kanak-kanak merupakan masa yang  paling indah dalam memori. Pada masa itu, manusia melakukan sesuatu sesuai dengan hati nurani tanpa dipengaruhi unsur lain. Semua dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kepolosan. Setelah dewasa, seseorang akan rindu pada masa kecilnya. Begitu pula dengan umat manusia, ketika sudah diakhirat, ia akan rindu dengan dunianya. Segala yang dilakukan selama di dunia tidak seperti cerminan perilaku anak kecil yang dicontohkan penyair dalam puisi ini yaitu semasa hidup tidak mempergunakan waktu atau kesempatan dengan niatan yang baik.
          Perahu kertas dilambangkan sebagai pengabdian manusia kepada Tuhannya. Manusia telah menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan Tuhannya, tetapi diterima atau tidak pengabdian tersebut bergantung niat yang ditanamkan dalam diri manusia itu sendiri. Dalam puisi ini diibaratkan sebuah perahu yang berlayar di lautan lepas, angin dan gelombang sangat menentukan sampai tidaknya perahu itu pada suatu tujuan.
          Dalam puisi ini, penyair berusaha menyampaikan isi pikirannya tentang pengabdian manusia kepada Tuhannya yang selayaknya seperti perilaku seorang anak kecil yaitu penuh kepolosan, keikhlasan, dan dilandasi niat yang tulus. Selain itu, di dalam puisi ini terdapat cerita rakyat yaitu penyair memasukkan kisah Nabi Nuh yang pada saat itu menyelamatkan umat manusia dari banjir besar
. 
Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,
“Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit.”
           Pada sajak diatas, selain menceritakan tentang cerita rakyat, perahu yang telah digunakan juga dapat diibaratkan sebagai pengabdian yang tulus ikhlas, sehingga kelak di akhirat pengabdian tersebut akan membuahkan hasil yang baik pula, dan dapat menolong dirinya sendiri di akhirat.
5 kali baca
2.
Judul : Tuan (1982)
Isi : Pada puisi yang berjudul Tuan merupakan sebuah puisi yang menceritakan bahwa kelak semua manusia pasti akan bertemu Tuhannya atau menemui kematiannya. Pada kata saya penulis mengibaratkan dirinya sendiri sebagai saya. Namun, tidak hanya penulis saja yang di ibaratkan sebagai saya, tetapi setiap umat manusia juga dapat di ibaratkan sebagai saya. Di dalam puisi itu dijelaskan bahwa manusia hidup didunia hanya untuk sementara, kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan sesudah mati yaitu di akhirat kelak. Pada sajak Tuan Tuhan, bukan? Tunggu sebentar melukiskan bahwa manusia akan mati, tetapi menunggu waktu dan saat yang tepat yang telah ditakdirkan.
7 kali baca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar