Tampilkan postingan dengan label TRADISI LISAN JAWA TIMUR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TRADISI LISAN JAWA TIMUR. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 April 2013

MISTERI GOA NGERONG


Kota Tuban merupakan sebuah kota pariwisata, yang sering kali disebut kota seribu goa karena terdapat banyak goa. Di Tuban banyak sekali tempat-tempat yang patut untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Goa Ngerong yang terletak di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban Jawa Timur. Kedalaman mulut goa sampai ujung goa kira-kira 30 km, dan didalamnya terdapat sumber air dari bawah tanah. Goa Ngerong merupakan salah satu goa yang di dalamnya masih terjamin keasliannya, tidak ada satupun orang atau warga setempat yang berani mengotak-atik keaslian goa tersebut. Menurut warga setempat Goa Ngerong merupakan salah satu goa yang dikeramatkan di Kabupaten Tuban. Hal itu tentu saja bukan sekedar omong kosong belaka, akan tetapi sang juru kunci Goa Ngerong alias Mbah Samin telah menceritakan asal usul goa tersebut. Selain itu, Mbah Samin juga mengungkap misteri dibalik Goa Ngerong.
Misteri Goa Ngerong bermula dari datangnya orang yang sudah tua di depan mulut goa. Orang yang sudah tua itu bernama Kyai Jala Ijo, Kumbang Pujo Kusumo, Pangeran Boroboyo, Idris, Sholeh, dan Abdul Rahim. Orang-orang itu termasuk sesepuh (orang yang dituakan) di Kecamatan Rengel, dan mereka menguasai Goa Ngerong. Menurut Mbah Samin, Kyai Jala Ijo merupakan seorang yang paling tua diantara Pangeran Boroboyo, Kumbang Pujo Kusumo, Idris, Sholeh, dan Abdul Rahim. Konon Kyai Jala Ijo bertemu dengan perempuan yang kehausan sambil menggendong anaknya. Perempuan yang mengendong anaknya itu terus menangis karena tidak juga mendapatkan air. Kemudian Kyai Jala Ijo tidak tega dan akhirnya menolong perempuan itu. Tongkat seperti tombak atau senjatanya Kyai Jala Ijo ditancapkan tepat di depan mulut goa. Sesaat kemudian keluar air, ikan, kelelawar, ular, kura-kura. Hal itu terjadi kira-kira pada tahun 840 sebelum masehi sampai sekarang ini. Hewan-hewan yang ada di lokasi goa tidak bisa diganggu. Di tengah-tengah goa terdapat air terjun atau sumber air yang mengalir sampai ke Kecamatan Rengel, ke Tuban, ke Maibit, dan ke Sendang Beron.
Sampai pada saat ini Goa Ngerong tidak hanya dibuat tempat pariwisata, tetapi ikan-ikan yang ada di Goa Ngerong dibuat Nadzar atau sudah dijadikan sebuah kepercayaan tersendiri bagi warga setempat maupun pengunjung yang datang. Setiap satu bulan sekali tepatnya pada hari jum’at pahing, para pengunjung banyak yang mengambil air, cuci muka, dan membacakan doa di sebelah kiri mulut goa. Menurut kepercayaan warga setempat cuci muka dilakukan tiga kali dan saat itu pula tidak boleh menghembuskan nafas. Jika ada seseorang yang datang berkunjung dan ingin mengetahui sejarah Goa Ngerong, maka Mbah Samin sebagai juru kunci wajib memberikan bunga kepada penunggu goa tersebut sebagai sesaji atau adat yang harus dilakukan. Apabila hal itu tidak dilakukan akan membahayakan keselamatan orang yang ingin mengetahui sejarah Goa Ngerong.
Menurut warga setempat dan Mbah Samin, orang yang sakit bisa sembuh hanya dikarenakan orang tersebut membasuh muka dan membacakan doa, serta memberikan sesaji berupa bunga. Hal itu sudah menjadi kepercayaan masing-masing orang yang berkunjung ke sana. Tradisi yang lain yaitu memberi makan ikan-ikan dengan biji randu, brondong, roti. Dari mulut goa sampai 20 meter terdapat perbatasan ikan-ikan, dan ada pagarnya yang disebut pagar ghaib. Ikan-ikan tersebut tidak ada satupun yang berani melewati bawah pagar ghaib tersebut kecuali ikan-ikan yang mati. Oleh karena itu, tidak ada satupun juga orang yang berani melewati pagar ghaib itu, kecuali Mbah Samin sebagai juru kunci.
Suatu hari ada seorang perempuan yang pernah sakit dan akhirnya sembuh, dia menggendong anaknya yang masih kecil sambil membawa bunga, membawa makanan untuk ikan. Anak kecil itu menangis meminta ikan yang ada di goa itu. Mbah Samin memberikan beberapa ikan kepada anak kecil yang digendong ibunya tersebut. Beberapa hari kemudian satu keluarga yang membawa ikan-ikan pulang ke rumahnya bermimpi disuruh mengembalikan ikan-ikan itu ke tempat asalnya yaitu Goa Ngerong. Mbah Samin sempat juga memberikan ikan-ikan itu kepada orang Surabaya, Lamongan, Jakarta, Malang, tetapi kasusnya sama yaitu lagi-lagi bermimpi disuruh mengembalikan ikan-ikan itu. Untuk mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan, orang-orang itu mengembalikan ikan-ikan ke lokasi Goa Ngerong. Ada juga yang mengatakan apabila ada yang mengambil ikan tanpa seizin juru kunci Goa Ngerong alias Mbah Samin, orang tersebut akan meninggal dunia atau mengalami sakit yang luar biasa dan sulit untuk disembuhkan.
Warga setempat dan pengunjung yang datang ke lokasi Goa Ngerong kebanyakan telah mempercayai hal-hal seperti itu. Untuk menjaga keselamatannya, sampai saat ini mereka masih melakukan tradisi memberi makan ikan-ikan, membasuh muka, membacakan doa, dan memberikan sesaji berupa bunga. Dengan begitu kelestarian Goa Ngerong akan tetap terjaga.

ANALISIS TEORI STRUKTURAL NARATIF MARANDA


CINDELARAS DAN AYAM SAKTI
Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi oleh seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang memiliki sifat iri dan dengki. Raja Putra dan kedua istrinya tadi hidup di dalam istana yang sangat megah dan damai. Hingga suatu hari selir raja merencanakan sesuatu yang buruk pada permaisuri raja. Hal tersebut dilakukan karena selir Raden Putra ingin menjadi permaisuri.
Selir baginda lalu berkomplot dengan seorang tabib istana untuk melaksanakan rencana tersebut. Selir baginda berpura-pura sakit parah. Tabib istana lalu segera dipanggil sang Raja. Setelah memeriksa selir tersebut, sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. “Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri,” kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patih untuk membuang permaisuri ke hutan dan membunuhnya.
Sang Patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke tengah hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuh sang permaisuri. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. “Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh,” kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja merasa puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri.
Setelah beberapa bulan berada di hutan, sang permaisuri melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam. Cindelaras kemudian mengambil telur itu dan bermaksud menetaskannya. Setelah 3 minggu, telur itu menetas menjadi seekor anak ayam yang sangat lucu. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Kian hari anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang gagah dan kuat. Tetapi ada satu yang aneh dari ayam tersebut. Bunyi kokok ayam itu berbeda dengan ayam lainnya. “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…”, kokok ayam itu
Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya itu dan segera memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam. “Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku,” tantangnya. “Baiklah,” jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak terkalahkan.
Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat hingga sampai ke Istana. Raden Putra akhirnya pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras ke istana. “Hamba menghadap paduka,” kata Cindelaras dengan santun. “Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata,” pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.
Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. “Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?” Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi. “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…,” ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. “Benarkah itu?” Tanya baginda keheranan. “Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda.”
Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. “Aku telah melakukan kesalahan,” kata Baginda Raden Putra. “Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku,” lanjut Baginda dengan murka. Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.

ANALISIS TEORI STRUKTURAL NARATIF MARANDA

ALUR CERITA
  1. Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Putra
  2. Selir baginda merencanakan sesuatu yang buruk pada permaisuri raja.
  3. Selir baginda berkomplot dengan seorang tabib istana untuk melaksanakan rencana jahat.
  4. Tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri.
  5. Baginda memerintahkan patih untuk membuang permaisuri ke hutan dan membunuhnya.
  6. Patih yang bijak itu tidak mau membunuh sang permaisuri.
  7. Patih melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh.
  8. Sang permaisuri melahirkan seorang anak laki-laki yang bernama Cindelaras.
  9. Cindelaras mengambil telur dan menetaskannya.
  10. Bunyi kokok ayam itu berbeda dengan ayam lainnya. “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…”, kokok ayam itu
  11. Ibu Cindelaras menceritakan kepada cindelaras mengenai asal usul mengapa mereka sampai berada di hutan.
  12. Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya.
  13. Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras ke istana.
  14. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra
  15. Ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja.
  16. Raden Putra  mengaku kalah.
  17. Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras.
  18. Sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri.
  19. Baginda  memberikan hukuman yang setimpal pada selirknya.
  20. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya
  21. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali.
  22. Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya dengan adil dan bijaksana.


TEREM
a1= Selir Baginda
a2 = Permaisuri
a3 = Raja Putra
a4 = Cindelaras
b1 = Tabib
b2 = Patih
b3 = Ayam jantan
FUNGSI
x1 = Berencana buruk
x2 = Berkomplot
x3 = Berbohong
x4 = Menyuruh membunuh
x5 = Tidak mau membunuh
x6 = Mengadu ayam
















y2 = Melahirkan
y3 = Menetaskan telur
y4 = Bercerita
y5 = Pergi ke istana
y6 = Mengundang
y7 = Menang
y8 = Mengaku kalah
y9 = Terperanjat
y10 = Meminta maaf
y11 = Adil dan bijaksana

z1 = Memberi hukuman
z2 = Berkumpul kembali


Kode khusus N: Cerita Cindelaras dan Ayam Sakti
Alur cerita dapat digambarkan:
N= (a1)x1: (a2):: (a1)x2: (b1):: (b1)x3: (a3):: (a3)x4: (a2):: (b2)x5: (a2):: (b2)x3: (a3):: (a2)y2: (a4):: (a4)y3:: (a2)y4: (a4):: (a4)y5: (b3):: (a3)y6: (a4):: (b3)y7: (a3)y8:: (a3)y9: (b3):: (b2)y4: (a3):: (a3)z1: (a1):: (a3)y10: (a4):: {(a3)+(a2)+(a4)}z1:: (a4)y1: (a3)::
Narasi:
Selir Baginda mempunyai niat buruk terhadap Permaisuri. Selir Baginda berkomplot dengan Tabib. Tabib berbohong kepada Raja Putra. Raja Putra menyuruh membunuh Permaisuri. Patih tidak mau membunuh Permaisuri. Patih berbohong kepada Baginda. Permaisuri melahirkan Cindelaras. Cindelaras menetaskan telur. Permaisuri bercerita kepada Cindelaras. Cindelaras pergi ke istana bersama ayam jantannya. Raja Putra mengundang Cindelaras. Ayam Cindelaras menang. Raja Putra mengaku kalah. Raja Putra terperanjat mendengar kokok ayam jantan itu. Patih bercerita kepada Raja Putra. Raja Putra memberi hukuman kepada selir Baginda. Raja Putra meminta maaf kepada Cindelaras. Raja Putra, Permaisuri, dan Cindelaras kembali berkumpul. Cindelaras adil dan bijaksana mengantikan kedudukan Raja Putra.