Sabtu, 04 Mei 2013

PEMEROLEHAN BAHASA


Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses pemerolehan bahasa pertama atau bahasa ibu yang diperoleh seorang kanak-kanak dan berlangsung di dalam otak. Proses yang terjadi saat anak memperoleh bahasa pertamanya yaitu proses kompetensi, dan proses performansi. Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari, sedangkan performansi melibatkan dua proses yaitu  proses pemahaman dari bahasa yang kali pertama didengar (bahasa ibunya) dan selanjutnya melibatkan kemampuan untuk menciptakan kalimat-kalimat sendiri.
Berikut beberapa teori atau hipotesis yang berkaitan dengan masalah pemerolehan bahasa yaitu:
1.      Hipotesis Nurani
Manusia lahir dengan sudah dilengkapi oleh suatu alat yang memungkinkan dapat berbahasa dengan mdah dan cepat. Namun, hal itu sukar dibuktikan secara empiris. Oleh karena itu, muncul hipotesis nurani yaitu bahasa dibawa sejak lahir, berada di dalam otak atau sudah ada sejak semula yang dianugerahkan Tuhan ada manusia. Ada dua macam hipotesis nurani yaitu hipotesis nurani bahasa dan hipotesis nurani mekanisme.
Chomsky berpendapat mengenai Hipotesis Nurani bahwa sejak lahir manusia sudah memiliki alat khusus untuk berbahasa dalam memori otaknya yang berupa LAD (Language Aquisition Device). Hal itu tercermin pada seorang bayi yang sebenarnya di dalam otak sudah tersimpan suatu alat untuk berkomunikasi yang diturunkan secara biologis, tetapi belum bisa untuk diungkapkan. Namun, seiring berjalannya waktu seorang bayi bisa berbahasa ibu karena adanya jalinan batin yang kuat antar keduanya.
Hipotesis nurani mekanisme yaitu proses pemerolehan bahasa oleh manusia ditentukan oleh perkembangan kognitif umum dan mekanisme nurani umum yang berinteraksi dengan pengalaman.
2.      Hipotesis Tabularasa
Dalam hipotesis ini mengatakan bahwa seorang bayi lahir diibaratkan seperti kertas kosong, bersih tanpa coretan suatu apapun. Namun, seiring berjalannya waktu, kertas kosong itu akan disi dengan berbagai pengalaman-pengalaman. Menurut hipotesis tabularasa, semua pengetahuan-dalam-bahasa manusia yang tampak dalam perilaku berbahasa merupakan hasil dari integritas peristiwa-peristiwa linguistik yang dialami dan diamati oleh manusia itu. Jadi, manusia itu akan memperoleh bahasanya melalui pengalaman-pengalaman linguistik dalam kesehariannya.
3.      Hipotesis Kesemestaan Kognitif
Menurut teori yang didasarkan pada kesemestaan kognitif, bahasa diperoleh berdasarkan struktur-struktur kognitif deriamotor. Struktur-struktur ini diperoleh kanak-kanak melalui interaksi dengan benda-benda atau orang-orang di sekitarnya.

A.    Pemerolehan Bahasa dalam Bidang Fonologi
Dalam bidang fonologi ini, pemerolehan bahasa pada kanak-kanak yaitu adanya rangkaian atau susunan huruf-huruf vokal dan konsonan yang akan menghasilkan suatu kata. Contoh: bahasa kali pertama yang diperoleh seorang bayi dari ibunya berupa /m/a/m/a yang terus-menerus diajarkan secara perlahan-lahan, sehingga lama-kelamaan akan terbiasa mengucapkan kata itu walaupun masih kurang jelas.
B.      Pemerolehan Bahasa dalam Bidang Semantik
Clark secara umum menyimpulkan perkembangan pemerolehan semantik ini ke dalam empat tahap yaitu sebagai berikut:
a.       Tahap penyempitan makna kata
Kanak-kanak menganggap bunyi guk-guk hanyalah anjing yang dipelihara di rumah saja tidak termasuk yang berada di luar rumah)
b.      Tahap generalisasi berlebihan
Anak-anak mulai menggeneralisasikan makna suatu kata secara berlebihan. Jadi, yang dimaksud dengan anjing atau gukguk adalah semua binatang berkaki empat.
c.       Tahap medan semantik
Kanak-kanak mulai mengelompokkan kata-kata yang berkaitan ke dalam satu medan semantik. Umpamanya kalau pada utamanya kata anjing berlaku untuk semua binatang berkaki empat, tetapi setelah mereka mengenal kata kuda, kambing, harimau maka kata anjing berlaku untuk anjing saja.
d.      Tahapa generalisasi
Kanak-kanak telah mulai mampu mengenal benda-benda yang sama dari sudut presepsi, bahwa benda-benda itu mempunyai fitur-fitur semantik yang sama. Pengenalan seperti ini semakin sempurna jika kanak-kanak itu semakin bertambah usia. Jadi, ketika berusia antara lima tahun sampai tujuh tahun misalnya, mereka telah mampu mengenal yang dimaksud dengan hewan yaitu semua makhluk yang termasuk hewan.
C.    Pemerolehan Bahasa dalam Bidang Sintaksis
Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan mengucapkan satu kata (atau bagian kata dan menurutnya itu merupakan suatu kalimat.
D.    Pemerolehan pada Bidang Leksikon
Sebelum anak dapat mengucapkan kata, dia memakai cara lain untuk berkomunikasi yaitu dia memakai tangis dan gesture. Pada mulanya kita kesukaran member makna untuk tangis yang kita dengar tetapi lama-kelamaan kita tahu pula akan adanya tangis-sakit, tangis-lapar, dan tangis-basah.
E.     Pemerolehan Bahasa dalam bidang pragmatik
Pragmatik adalah studi tentang penggunaan bahasa dalam hubungannya dengan orang lain dalam masyarakat yang sama. Seorang anak pun diajari bagaimana cara berbahasa yang baik dengan orang lain agar tidak menyinggung mitra tuturnya.


DAFTAR PERTANYAAN
  1. Apa prinsip-prinsip yang ada di dalam pembelajaran bahasa pertama? Sebutkan dan jelaskan!
  2. Jelaskan tentang pendekatan behavioristik, nativis, dan fungsional! Berikan contoh konkritnya!

1 komentar:

  1. Mantap blog nya mbak. Salam kenal. Saya Fian, mahasiswa sastra dari makassar.

    BalasHapus