Jumat, 12 April 2013

I WIIL BE WAITING FOR YOU


Malam itu aku numpang wifian di Cafetaria UB. Aku tak sendirian, aku bersama Pesek. Alias nama ecean temanku. Panggil saja aku Cipluk. Saat itu aku dan temanku lagi OL. Eh sesaat kemudian aku dapat kenalan dari Pesek melalui Facebook.
“Pluk, coba liat ini” Sebuah foto cowok yang disodorkan ke padaku.
“Siapa dia Sek?”
“Gimana menurutmu? Dia temannya mas Bimen. Dia juga dari Purwokerto”
“Manis lo. Wah kita nanti tetanggaan dong Sek?” Mereka tertawa.
“Sek wes masuk berapa kali?”
“Lima kali Pluk. Kamu berapa kali? Ini mas Bimen tegangan tinggi”
“OH YES, OH NO, OH YES, OH NO, FUCK FUCK FUCK. Aduh Sek nyangkut ini”
“AH,,,AH,,,AH,,,,,pisangnya besar toh Pluk kok sampai nyangkut?”
“Hussssssst. Jagan keras-keras Sek, takut didengerin tetangga sebelah lo”
“Pluk capek ternyata. Aku di atasnya mas Bimen ingin tidur terlelap”
“Aku di bawahnya mas Moncy aja. Di bawah lebih mantap Sek?” mereka tertawa keras.
            Setelah bercanda-candaan, mereka melanjutkan mencari klien lewat jejaring sosial Facebook. Aku mengeadd Fbnya si Moncy, dan beberapa saat kemudian langsung dikonfirm. Dia ngechatting aku, dan kita berdua ngobrol sampai larut malam.
“Hei,, kamu temannya Pesek ya?”
“Iya. Kamu temannya Bimen bukan?”
“Oh iya. Aku sengaja memang minta dikenalin sama temannya si Pesek. Eh ternyata aku dikenalin sama kamu Pluk”
“Kamu anak mana?”
“Aku anak Tuban”
“Boleh minta nomor HP mu?”
“Ini nomor HP ku 085732265688”
“Terima kasih ya Pluk”
“Sama-sama mas Moncy”
            Setelah itu aku dan Moncy menghentikan berbincangan kita melalui akun Fb. Tapi tidak berhenti sampai di situ. Aku dapat sms darinya. Dan saat itulah aku dekat dengan dia. Setelah putus dengan pacarku. Aku memang merasa kesepian, untungnya Pesek membuka pintu hatiku untuk terbuka lagi dengan cowok. Si Moncy adalah sosok cowok yang baik, itu menurutku. Tak tahulah kata orang lain. Semenjak aku kenal dia, dia itu tipe cowok yang kalem alias gak banyak tingkah seperti mantan-mantanku. Bahasanya sangat halus, bahkan suaranya so sweet banget. Aku jadi semakin tergila-gila karnanya. Aku bilang ke dia kalau aku tidak hanya ingin cari pacar. Tapi yang aku cari saat ini adalah calon suami. Calon suami yang sudah mapan. Dia bilang katanya dia juga cari calon istri bukan sekedar pacar. Dia ingin serius padaku. Kita memang tidak pernah ketemu karena aku kuliah di Malang, sedangkan dia bekerja di Purwokerto. Tapi walaupun begitu, kita sudah mengenal satu sama lain selayaknya pasangan kekasih.
            Tahun baru nanti dia ingin berkunjung ke Tuban. Menemui keluargaku dan jalan-jalan denganku pastinya. Dia janji tidak akan memaksaku untuk menerimanaya kecuali dia sudah sukses. Aku juga tak ingin berpacaran dengan cowok yang pengangguran. Karna buatku itu adalah hal yang sia-sia belaka. Aku bukannya cewek yang egois atau matre, tapi lebih pada aku mengikuti apa kata orang tuaku. Orang tuaku pernah bilang bahwasannya aku harus mendapatkan seseorang yang sukses, karna aku sekolah telah menghabiskan biaya yang besar. Jadi bisa disimpulkan aku tidak ingin mengecewakan orang tuaku. Bagiku tampang tidaklah penting, tapi suara dan kesuksesan itu sudah cukup membuatku senang.
            Aku akan menunggu mas Moncy sampai dia sukses. Kelak kalau dia sudah sukses, kita akan meresmikan hubungan. Bisa tunangan, bahkan menikah. Karna seperti yang aku katakan, kalau aku tak mau hanya sekedar pacaran. Tapi benar-benar serius menjalin suatu hubungan.
“SEMANGAT mas Moncy. I wiil be waiting for you, today, tomorrow, forever, ever. I LOVE YOU MONCY, mmmmuach :*”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar