Malam
itu aku numpang wifian di Cafetaria UB. Aku tak sendirian, aku bersama Pesek.
Alias nama ecean temanku. Panggil saja aku Cipluk. Saat itu aku dan temanku
lagi OL. Eh sesaat kemudian aku dapat kenalan dari Pesek melalui Facebook.
“Pluk,
coba liat ini” Sebuah foto cowok yang disodorkan ke padaku.
“Siapa
dia Sek?”
“Gimana
menurutmu? Dia temannya mas Bimen. Dia juga dari Purwokerto”
“Manis
lo. Wah kita nanti tetanggaan dong Sek?” Mereka tertawa.
“Sek
wes masuk berapa kali?”
“Lima
kali Pluk. Kamu berapa kali? Ini mas Bimen tegangan tinggi”
“OH
YES, OH NO, OH YES, OH NO, FUCK FUCK FUCK. Aduh Sek nyangkut ini”
“AH,,,AH,,,AH,,,,,pisangnya
besar toh Pluk kok sampai nyangkut?”
“Hussssssst.
Jagan keras-keras Sek, takut didengerin tetangga sebelah lo”
“Pluk
capek ternyata. Aku di atasnya mas Bimen ingin tidur terlelap”
“Aku
di bawahnya mas Moncy aja. Di bawah lebih mantap Sek?” mereka tertawa keras.
Setelah bercanda-candaan, mereka
melanjutkan mencari klien lewat jejaring sosial Facebook. Aku mengeadd Fbnya si
Moncy, dan beberapa saat kemudian langsung dikonfirm. Dia ngechatting aku, dan
kita berdua ngobrol sampai larut malam.
“Hei,,
kamu temannya Pesek ya?”
“Iya.
Kamu temannya Bimen bukan?”
“Oh
iya. Aku sengaja memang minta dikenalin sama temannya si Pesek. Eh ternyata aku
dikenalin sama kamu Pluk”
“Kamu
anak mana?”
“Aku
anak Tuban”
“Boleh
minta nomor HP mu?”
“Ini
nomor HP ku 085732265688”
“Terima
kasih ya Pluk”
“Sama-sama
mas Moncy”
Setelah itu aku dan Moncy
menghentikan berbincangan kita melalui akun Fb. Tapi tidak berhenti sampai di
situ. Aku dapat sms darinya. Dan saat itulah aku dekat dengan dia. Setelah
putus dengan pacarku. Aku memang merasa kesepian, untungnya Pesek membuka pintu
hatiku untuk terbuka lagi dengan cowok. Si Moncy adalah sosok cowok yang baik,
itu menurutku. Tak tahulah kata orang lain. Semenjak aku kenal dia, dia itu
tipe cowok yang kalem alias gak banyak tingkah seperti mantan-mantanku.
Bahasanya sangat halus, bahkan suaranya so
sweet banget. Aku jadi semakin tergila-gila karnanya. Aku bilang ke dia
kalau aku tidak hanya ingin cari pacar. Tapi yang aku cari saat ini adalah
calon suami. Calon suami yang sudah mapan. Dia bilang katanya dia juga cari
calon istri bukan sekedar pacar. Dia ingin serius padaku. Kita memang tidak pernah
ketemu karena aku kuliah di Malang, sedangkan dia bekerja di Purwokerto. Tapi
walaupun begitu, kita sudah mengenal satu sama lain selayaknya pasangan
kekasih.
Tahun baru nanti dia ingin
berkunjung ke Tuban. Menemui keluargaku dan jalan-jalan denganku pastinya. Dia
janji tidak akan memaksaku untuk menerimanaya kecuali dia sudah sukses. Aku
juga tak ingin berpacaran dengan cowok yang pengangguran. Karna buatku itu
adalah hal yang sia-sia belaka. Aku bukannya cewek yang egois atau matre, tapi
lebih pada aku mengikuti apa kata orang tuaku. Orang tuaku pernah bilang
bahwasannya aku harus mendapatkan seseorang yang sukses, karna aku sekolah
telah menghabiskan biaya yang besar. Jadi bisa disimpulkan aku tidak ingin
mengecewakan orang tuaku. Bagiku tampang tidaklah penting, tapi suara dan
kesuksesan itu sudah cukup membuatku senang.
Aku akan menunggu mas Moncy sampai
dia sukses. Kelak kalau dia sudah sukses, kita akan meresmikan hubungan. Bisa
tunangan, bahkan menikah. Karna seperti yang aku katakan, kalau aku tak mau
hanya sekedar pacaran. Tapi benar-benar serius menjalin suatu hubungan.
“SEMANGAT
mas Moncy. I wiil be waiting for you, today, tomorrow, forever, ever. I LOVE
YOU MONCY, mmmmuach :*”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar